Rabu, 29 Oktober 2008

Ikhtilat

Apasih ikhtilat itu...???

Apakah sejenis makanan, tempat atau nama orang???

Ikhtilat adalah berkumpulnya laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim dalam satu tempat yang memungkinkan mereka melakukan interaksi, baik dengan pandangan, isyarat, ucapan atau badan tanpa adanya penghalang.

Bagi sebagian orang yang mengaku AKTIVIS DAKWAH KAMPUAS atau AKTIVIS DAKWAH SEKOLAH kata-kata ini sudah tidak asing lagi di dengar atau sudah sangat akrab. Tetapi pada kenyataannya tidak sedikit yang acuh tak acuh terhadap hal yang terkait dengan ikhtilat tersebut. Ada yang tahu tetapi tidak menjalankan, ada juga yang tak mau tahu dan menganggap hal tersebut GA PENTING...

Semakin meluas jaringan dakwah, semakin syarat tuntunan untuk menjaga dan mengembangkan wilayah dan program dakwah. Dakwah yang syamil dengan sifat manusia yang juz'i memerlukan amal jama'i tersebut. Sebagai tuntunannya diperlukan pertemuan untuk merancang, mengevaluasi, dan berkoordinasi. pertemuan tersebut tidak cukup hanya dengan kehadiran ikhwan saja tetapi diperlukan kehadiran akhwat. Sebagai contoh pada acara walimahan, kegiatan kepanitiaan di LDK Kampus, dll. dalam kerjasama terutama antara ikhwan dan akhwat, Islam memiliki ketentuan agar pertemuan tersebut tetap bernilai ibadah dan terhindar dari sikap yang tidak diridhoi oleh Allah.

Sebelum lebih jauh, ada perlunya kita membehas mengenai pengertian ikhtilat. Secara bahasa ikhrilat adalah campur baur antara pria dan wanita yang tanpa memperhatikan batasan-batasan syar'i. Pertemuan demi dakwah bila dibatasi pagar syar'i tidak disebut ikhtilat, bercanda dan terjadi khalwat maka ikhtilatlah namanya.

berikut ini beberapa ketentuan pertemuan agar tidak tersesat kepada ikhtilat:
1. Menjaga pandangan. pandangan yang pertama halal bagimu, sedangkan pandangan kedua diharamkan.Dalam sebuah hadist Nabi SAW, "Hai Ali, janganlah perturutkan satu pandangan kepada pandangan yang lain, karena sesungguhnya buatmu adalah yang pertama dan bukan yang kedua (terakhir)" (H. R. Ahmad, Abu Daud dan Tirmidzi). hal tersebut juga dikatakan dalam Q. S. An-Nur ayat 30-31.
2. Menjaga suara. janganlah bersuara sentimentil atau mendesah agar hati orang yang sakit atau orang yang sakit hatinya tidak tergoda. Jika anda memiliki jenis suara yang kecil dan agak manja (seperti saya, he...he... ^_^), usahakan ketika berbicara di depan lawan jenis lebih dipertegas lagi, karena khawatir akan membuat lawan bicara anda terpesona dengan suara anda, atau malah suara anda dapat menjadi fitnah bagi para ikhwan. Nah lho...? Ayo kita bantu teman kita untuk menjaga hatinya !!
3. Menjaga penampilan. baik pakaian dan gerak-ferik. Jika anda termasuk akhwat yang lincah, cobalah untuk menempatkan situasi. akhwat lain akan senang jika anda aktif di depan akhwat lainnya. tetapi bagaimana dengan ikhwan??? Cobalah untuk pandai melihat situasi, jangan sampai ada ikhwan yang merasa terganggu dengan kelincahan anda dan akhirnya anda hanya jadi pembicaraan di kalangan ikhwan.
4. Tidak mengundang prasangka dan peluang berbuat maksiat. Usahakan tetap menjaga izzah kita sebagai seorang da'i. Jaga diri kita dari hal-hal yang dapat mengundang fitnah. jika jalan berdua (ikhwan dan akhwat) dapat mengundang fitnah maka cobalah untuk tidak melakukannya. Karena bukan hanya kita yang akan dilihat jelek oleh masyarakat, tetapi dakwah dan para ikhwah lain pun akan terkena dampaknya. karena itu ikhwah, sebelum berbuat, cobalah berfikir terlebih dahulu.
5. Sebaiknya ada hijab. Usahakanlah setiap akan melakukan aktivitas atau interaksi antara ikhwan dan akhwat ada hijab antara mereka sehingga hati lebih terjaga dan akan lebih merasa tentram.

Dampak Ikhtilat terhadap da'i dan Da'wah
1. Terhadap da'i akan mengganggu ketenangan jiwa dan fikiran.
2. mengurangi keihklasan, dimana seharusnya pertemuan hanya dilatar belakangi oleh niat karena Allah, namun karena sebuah pertemuan dilakukan dengan ikhtilat maka terjadilah niat ganda yang mengakibatkan rusaknya amal di sisi Allah SWT.
3. Hilangnya peluang mendapatkan pahala dari Allah, bahkan karena dilakukan karena ikhtilat ditambah dengan tidak karena Allah, maka dosalah yang akan didapat. N'udzubillah.

Dampak ikhtilat terhadap dakwah:
1. Dakwah menjadi kurang berkah, boleh jadi dengan ikhtilat da'wah malah menjadi gagal dan berantakan, dikarenakan segelintir dari personil-personil penggerak da'wah yang melakukan ikhtilat ria.
2. Fitnah dakwah. Hati-hatilah dengan fitnah dakwah yang salah satunya akibat perbuatan ikhtilat, dan fitnah ini tidak hanya menimpa orang-orang yang melakukan pelanggaran namun fitnah yang sesungguhnya paling berat adalah gagalnya dakwah.
3. Akrab dengan maksiat. Ikhwatifillah, dakwah ini begitu mulia dan senantiasa mendapat predikat baik dengan komitmennya, tetapi dengan adanya "kasus-ksus ikhtilat" peristiwa tersebut dianggap sebagai justifikasi (pembolehan/pelegalan) saja karena jika tidak boleh dakwah tentu si ikhwah ini tidak akan melakukan ikhtilat.
4. Kesulitan dalam penataan Pernikahan ala da'awi para aktivis dakwah. Dengan legalnya ikhtilat dikhawatirkan fitnah begitu merebak, sementara ikhwan/akhwat dimungkinkan akan mendahulukan pilihan-pilihan dari pasangan ikhtilatnya dari pada tsiqoh dengan data (proposal) yang katanya seperti membeli kucing di dalam karung. Itukah anda...??


Sungguh sangat berbahaya perilaku ikhtilat yang sudah menjadi budaya sebagian kita, tentu berakibat sangat mengrikan dan tidaklah kita ingin akibat dari perbuatan tersebut menimpa kita, tetapi jika kita diam membiarkannya maka walaupun kita adalah bagian orang yang tidak pernah berurusan maka Allah sebagai penentu.

didasari hal tersebut, marilah kita intropeksi diri kita, muhasabah kembali perjalanan kita ke depan agar tetap istiqomah dan komitmen dalam jalan Allah, dengan mengambil Muhammad SAW sebagai satu-satunya rujukan/contoh.

Amin, tetap semangat ya Ikhwatifillah, semoga apa yang kita lakukan semata-mata hanya untuk Allah satu-satunya tujuan kita. Allahu Akbar....!!!

(Dari berbagai Sumber; Affifah Jannah ^_^)

[+/-] Selengkapnya...

Rabu, 22 Oktober 2008

SURAT CINTA

SURAT CINTA

Di bawah ini merupakan surat cinta buat kita semua.
Semoga kita bisa lebih menghargai cinta-Nya.

“Hamba-Ku menyombongkan diri terhadap-Ku
Padahal Akulah yang melindungi mereka di tempat tidur mereka
Antara-Ku dan jin serta manusia terjadi berita besar:
Bahwa Aku yang telah menciptakan mereka
Namun yang mereka sembah adalah selain-Ku
Aku yang memberi rizki, namun selain-Ku yang disyukuri
Kebaikan-Ku senantiasa turun kepada hamba-Ku
Namun kejahatan mereka yang naik kepada-Ku

Aku mencintai mereka dengan memberi nikmat-nikmat-Ku
Sedangkan Aku tiada membutuhkan mereka
Mereka memancing kemurkaan-Ku dengan berbagai kemaksiatan
Padahal mereka adalah yang paling butuh kepada-Ku

Siapa-siapa yang datang kepada-Ku, akan Ku jemput ia dari kejauhan
Siapa yang berpaling dari-Ku, maka Aku akan memanggilnya dari kejauhan
Siapa-siapa yang meninggalkan sesuatu demi Aku
Aku berikan kepadanya lebuh dari cukup
Siapa-siapa yang menginginkan keridhoan-Ku
Akupun akan menginginkan apa-apa yang diinginkannya
Siapa yang bertindak dengan mengandalkan kekuatan-Ku
Maka akan Kulunakkan besi baginya.

Orang yang berbuat maksiat
Tidak akan kubuat mereka berputus asa dari rahmat-Ku
Jika mereka bertaubat kepada-Ku
Maka Aku akan menjadi kekasih mereka,
Sebab Aku mencintai orang yang bertaubat dan mensucikan diri
Jika mereka tidak bertaubat kepada-Ku
Maka Aku akan menjadi tabib bagi mereka,
Aku berikan cobaan untuk membersihkan mereka dari berbagai aib
Dan siapa-siapa yang lebioh mementingkan Aku dari selain-Ku
Maka Aku akan lebih mementingkannya dari orang lain.

Satu kebaikan disisiku adalah sernilai sepuluh kali lipat yang semestinya
Hingga tujuh ratus kali lipat Hingga kelipatan yang sangatbanyak.
Sedangkan kejahatan di sisi-Ku adalah bernilai Satu
Maka jika ia telah menyesali dan memohon ampun,
Akupun mengampuninya
Aku mensyukuri amal kebaikan yang sedikit
Dan mengampuni banyak kesalahan-kesalahan

Kasih saying-Ku mendahului murka-Ku
Sifat penyantun-Ku mendahului keputusan-Ku menjatuhkan sanksi
Pemberian maaf-Ku lebih mendahului siksa-Ku

Aku lebih pengasih kepada hamba-hamba-Ku
Daripada kasihsayang ibu kepada anaknya….”


(Hadist Qutsi dari buku “Menggapai manisnya Iman butir Ma’rifatullah
Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah” oleh Syaik Saleh Syadi)

[+/-] Selengkapnya...

SAYA INI SEDANG FUTUR

SAYA INI SEDANG FUTUR


Saya ini sedang futur

Terbukti dengan ogah-ogahan

Saya dating ke pengajian tiap pecan

Terbukti dengan alas an-alasan klasik

Kuliah, lelah, sibuklah, inilah, itulah

Saya ini sedang kalah

Saya ini sedang futur

Lihat penampilan saya yang banyak berubah

Kaki tanpa kaus kaki

Sudah mulai tabaruj (berdandan)

Jilbab semakin naik

Saya ini sedang futur

Jarang baca buku tentang Islam dan Al-Quran

Lagi demen baca novel, komik dan majalah wanita

Saya ini sedang futur

Walau takut adzab

Tak pernah sekali terisak

Malah senang terbahak-bahak

Saya ini sedang futur

Malas berusaha, malas berdoa

Ingin pasrah tanpa usaha

Dan berharap bantuan manusia

Saya ini sedang futur

Lihat perut saya makin buncit

Karena junk food dan pangsit

Kalau infak sedikit sudah mulai pelit

Saya ini sedang futur

Sibuk ngurusin kuliah dan pekerjaan

Acuh berbuat untuk umat

Saya ini sedang futur

Sanang disanjung

Dikritik murung

Saya ini sedang futur

Saya sukar bangun malam, tafakur

Lebih senang peluk guling dan mendengkur

Saya ini sedang futur

Malas bangun ngurus keluarga

Rajin menggunjing tetangga

Sedikit sekali muhasabah

Malah banyak menggibah

Ya memang saya sedang futur

Kenapa saya futur ????

Karena tidak ada seorang sahabatpun yang menegur dan menghibur

Kenapa batas-batas sudah mulai kendur???

Kenapa kepura-praan kebasa-basian semakin subur?

Kenapa diantara kita sudah mulai tidak jujur???

Kenapa diantara kita sudah mulai ngawur???

Kenapa ukhuwah diantara kita sudah mulai hancur???

Kenapa ada diantara kita ada yang tidur mendengkur dan kufur??

Kenapa diantara kita hanya pandai bertutu???

Ya Allah, pintaku……

Beriknku pelipur dan pengibur

Agar aku tidak semkin futur dan tersungkur.


Saudaraku……

Future adalah suatu penyakit yang dapat menimpa seseorang (dalam bentuk perbuatan). Tingkatan palingrendah adalah berupa kemalasan, menunda-nunda atau memperlambat diri. Sedangkan puncak kefuturan adalah terhenti sama sekali setelah sebelumnya rajin dan terus bergerak.

Dengan apa hendak kita obati KEFUTURAN…??

Dengan I’tikad yang kuat, mengembalikan hati pada Sang penggenggam hati dan mengadzamkan niat untuk kembali pada jalan kebenaran dan tidak tidak kembali pada jalan kefuturan. Sabda Nabi SAW, “Setiap amal memiliki puncaknya dan setiap puncak pasti mengalami kefuturan. Barang siapa yang pada masa futurnya (kembali) pada sunnahku maka ia beruntung dan barang siapa yang pada masa futurnya (kembali) kepada selain itu, maka berarti ia telah celaka.” (H. R. Imam Ahmad)

Saudaraku,…….

Mari kita bangkit dari lembahkeFUTURan dengan memulai dari hati. Karena hati merupakan pusat dari segalanya, sebagaimana dalam hadist, “Apabila ia baik maka baiklah seluruh jasadnya, dan apabila ia rusak maka rusaklah seluruh jasadnya.” Kebeningan hati, ketulusan iman serta keikhlasan berdoa merupakan senjata ampuh ntuk mengikis future dan mengembalikannya kepada ghiroh dan hamasa beramal yang tinggi.

Tetaplah semangat saudaraku.

Syurga itu mahal…… ^_^

By: Affifah Jannah

[+/-] Selengkapnya...

Selasa, 21 Oktober 2008

Hikmah Keindahan dan Kebersihan

Semoga Allah Yang Maha Indah mengaruniakan kita akhlak yang indah. Dengan Rahmat-Nya, Allah menanamkan pada hati hamba-hamba-Nya rasa suka akan keindahan. Kita semua senang dengan keindahan. Kita senang dengan alam yang indah. Kita senang melihat awan biru yang disulam burung-burung beterbangan. Orang pun berbondong-bondong pergi ke pantai yang indah, tak ada gelombang yang menakutkan. Selain itu, kita pun senang mendengar suara yang indah. Intinya, semua orang menyukai hal yang indah-indah. Itu adalah fitrah.

Pertanyaannya sekarang, kenapa ada orang yang penampilannya indah tapi ia tidak disukai orang lain? Kenapa ada orang yang memiliki rumah yang megah tapi hidupnya tidak bahagia ? Kenapa ada orang yang suaranya indah, tapi akhirnya ia mengalami nestapa ? Sebaliknya, ada orang tua yang secara fisik tidak menarik, tapi dicintai banyak orang. Ada orang yang tunanetra tapi suaranya dipuji banyak orang. Pasti ada apa-apanya dibalik fenomena tersebut.

Keindahan itu memiliki beberapa syarat, indah itu letaknya pada kebersihan. Bersih di sini bisa bersifat fisik ataupun bersifat nonfisik. Bersih secara fisik meliputi bersih anggota badan, penampilan, lingkungan, maupun bersih penghasilan. Saudaraku, bila kita ingin menjadi pribadi indah, maka cintailah hidup bersih. Secara fisik mulailah kita rawat tubuh kita agar selalu bersih. Rambut, gigi, mata, kuku, dan seluruh anggota badan lainnya, usahakanlah terjaga kebersihan dan kerapiannya. Begitu pula penampilan kita harus selalu dijaga kebersihannya. Seandainya kita tidak punya baju yang bagus, maka usahakanlah dijaga kebersihannya.

Usahakan pula rumah kita selalu bersih, baik itu bersih dari sampah dan debu, juga bersih dari barang-barang haram maupun barang yang tidak perlu, itu secara fisik. Tidak kalah penting adalah bersih akhlak kita, karena secantik dan setampan apapun seseorang, bila kelakuan dan ucapannya kotor, maka ia tidak akan punya harga, jatuh harga dirinya.

Begitu pula dengan pikiran, hindarilah berpikir kotor, mesum, atau berpikir jelek tentang orang lain. Berpikirlah selalu tentang kebaikan orang lain, karena semakin kita memikirkan kejelekan orang, maka akan semakin tersiksa diri kita. Tentunya, semua kebersihan ini tidak terasa lengkap tanpa disertai oleh bersihnya hati. Bila hati kita bersih, maka wajah kita akan terlihat cerah, perilaku santun, kata-kata terjaga, dan sikap kasih sayang akan terpancar dari pribadi kita. Wallahu a’lam bish showab


yarat-Syarat Keindahan

Oleh : KH Abdullah Gymnastiar
Saudaraku, Allah itu Maha Indah dan mencintai keindahan. Sedang kita mahluknya yang dhaif, sering memandang keindahan itu hanya sebatas topeng saja. Padahal keindahan yang hakiki tidak hanya berasal dari topeng, tapi dari dalam jiwa kita (inner beauty).

Semoga Allah Yang Maha Indah mengaruniakan kita akhlak yang indah. Dengan Rahmat-Nya, Allah menanamkan pada hati hamba-hamba-Nya rasa suka akan keindahan. Kita semua senang dengan keindahan. Kita senang dengan alam yang indah. Kita senang melihat awan biru yang disulam burung-burung berterbangan. Orang pun berbondong-bondong pergi ke pantai yang indah, tak ada gelombang yang menakutkan. Selain itu, kita pun senang mendengar suara yang indah. Intinya, semua orang menyukai hal yang indah-indah. Itu adalah fitrah.

Pertanyaannya sekarang, kenapa ada orang yang penampilannya indah tapi ia tidak disukai orang lain? Kenapa ada orang yang memiliki rumah yang megah tapi hidupnya tidak bahagia ? Kenapa ada orang yang suaranya indah, tapi akhirnya ia mengalami nestapa ? Sebaliknya, ada orang tua yang secara fisik tidak menarik, tapi dicintai banyak orang. Ada orang yang tunanetra tapi suaranya dipuji banyak orang. Pasti ada apa-apanya dibalik fenomena tersebut.

*****

Keindahan itu memiliki beberapa syarat. Pertama, indah itu letaknya pada kebersihan. Bersih di sini bisa bersifat fisik ataupun bersifat nonfisik. Bersih secara fisik meliputi bersih anggota badan, penampilan, lingkungan, maupun bersih penghasilan. Saudaraku, bila kita ingin menjadi pribadi indah, maka cintailah hidup bersih. Secara fisik mulailah kita rawat tubuh kita agar selalu bersih. Rambut, gigi, mata, kuku, dan seluruh anggota badan lainnya, usahakanlah terjaga kebersihan dan kerapiannya. Begitu pula penampilan kita harus selalu dijaga kebersihannya. Seandainya kita tidak punya baju yang bagus, maka usahakanlah dijaga kebersihannya.

Usahakan pula rumah kita selalu bersih, baik itu bersih dari sampah dan debu, juga bersih dari barang-barang haram maupun barang yang tidak perlu, itu secara fisik. Tidak kalah penting adalah bersih akhlak kita, karena secantik dan setampan apapun seseorang, bila

kelakuan dan ucapannya kotor, maka ia tidak akan punya harga, jatuh harga dirinya. Begitu pula dengan pikiran, hindarilah berpikir kotor, mesum, atau berpikir jelek tentang orang lain. Berpikirlah selalu tentang kebaikan orang lain, karena semakin kita memikirkan kejelekan orang, maka akan semakin tersiksa diri kita. Tentunya, semua kebersihan ini tidak terasa lengkap tanpa disertai oleh bersihnya hati. Bila hati kita bersih,

maka wajah kita akan terlihat cerah, perilaku santun, kata-kata terjaga, dan sikap kasih sayang akan terpancar dari pribadi kita. Bila kita mampu membersihkan jasmani dan rohani, insya Allah akan menjadi pribadi yang indah dan disukai Allah dan orang lain. Boleh jadi paras kita tidak begitu menarik, tapi pribadi kita menawan semua orang.

Syarat keindahan ke dua adalah keserasian. Apapun yang tidak serasi akan jauh dari keindahan. Keserasian, intinya kita harus proporsional dan tepat dalam bertindak, berbicara, berpenampilan. Dalam keserasian ini, termasuk pula cara hidup yang tidak melebihi kemampuan dan kenyataan. Hidup yang proporsional. Caranya, kita harus mengendalikan keinginan, jika ingin membeli suatu barang. Ingat, yang paling penting adalah bertanya pada diri apa yang paling bermanfaat dari barang yang kita beli. Buatlah skala prioritas. Misalnya, haruskah membeli sepatu seharga 1 juta rupiah, padahal keperluan kita hanya berupa sepatu olahraga. Apalagi di hadapan tersedia aneka pilihan harga, mulai dari yang 700 ribu, 400 ribu, 200 ribu, sampai yang 50 ribu rupiah. Mereknya pun beragam, tinggal dipilih mana kira-kira yang paling sesuai. Nah, jika kita ada dalam posisi seperti ini, maka carilah sepatu yang paling tidak membuat kita sombong ketika memakainya, yang paling tidak menyiksa diri dalam merawatnya, dan

yang paling bisa bermanfaat sesuai tujuan utama dari pembelian sepatu tersebut. Hati-hatilah, sebab yang biasa kita beli adalah mereknya, bukan awetnya, karena kalau terlalu awet pun akan bosan pula memakainya.

Syarat keindahan berikutnya adalah perawatan. Taman bagus tapi tidak dirawat, maka keindahannya akan pudar. Gigi rapi tapi tidak terawat, maka akan mendatangkan banyak masalah. Motor baru dan mahal tapi jarang dirawat akan cepat rusak. Tubuh tidak dirawat dengan olahraga, maka akan cepat rapuh dan tidak kelihatan bugar.

Perawatan itu adalah salah prasyarat paling esensial dalam keindahan. Iman kita pun harus sering dirawat, agar tidak cepat rusak. Dibanding yang lainnya, perawatan iman harus lebih intensif dilakukan, bahkan setiap waktu. Dengan dzikir, shalat, sedekah, shaum (puasa), membantu kaum dhuafa, ikut Majlis Taklim. Wallahu a'lam bish-shawab.

Oleh : KH Abdullah Gymnastiar

[+/-] Selengkapnya...

Komentar Terbaru

Recent Posts

Top Komentator